Gafatar eksis di media massa
sejak 30 Desember 2015. Gerakan ini selalu menjadi topik manis pemberitaan karena
dideteksi telah menghilangkan beberapa warga yang menjadi anggotanya. Mereka berasal
dari berbagai provinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi
Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Sumatera Selatan seperti direferensikan
news.liputan6.com.
Tidak tanggung-tanggung,
Mahful M. Tumanurung, mantan ketua umum Gafatar menyatakan bahwa jumlah anggota
Gafatar nasional mencapai lima puluh ribu orang belum termasuk simpatisannya. Jumlah
fantastis personil solid terhadap gerakan yang dipionirkan Ahmad Musadeeq ini menjadi
suatu keberhasilan tersendiri bagi gerakan tersebut dalam merekrut orang
sebanyak-banyaknya untuk ikut rute mereka.
Timbul pertanyaan
bagaimana komunikasi mereka dalam mempersuasi masyarakat agar bergabung. Bahkan
karakter seperti dokter, mahasiswa, PNS serta kalangan akademis lainnya telah melibatkan
diri masuk kedalam dan rela
meninggalkan keluarga tercinta plus menanggalkan jabatan dan profesinya.
Plot komunikasi mereka dalam menambah kuantitas anggota disinyalir menggunakan
kata-kata promosi “surga” atau bahasa magnet super tinggi yang bisa menghipnotis
jiwa seseorang sehingga penyimak merasa tertarik ikut aktif menjadi bagian
tertentu/membantu gerakan tersebut karena ditawarkan hal-hal atau kenikmatan/kemudahan
dalam mencapai sesuatu yang diidam-idamkan. Dijelaskan di salah satu televisi
swasta nasional bahwa seorang dokter yang berasal dari Yogyakarta telah menjadi
anggota Gafatar sejak 2012 dikarenakan secara meyakinkan dijanjikan pekerjaan (materi)
yang lebih layak atau besar dari selama ini yang ia didapatkan. Apalagi bagi
mereka yang memang belum punya pekerjaan fix kemudian ditawari hal tersebut
siapa yang tidak mau pastinya, dokter saja tergiur.
Komunikasi promosi lain adalah dengan metode penawaran verbal tinggi kemudahan
dalam menjalankan syariat agama khususnya agama islam. Din Syamsudin-Dewan
Pertimbangan MUI dalam news.liputan6.com mengatakan bahwa mereka membawa
paham yang menyimpang dari agama-agama yang ada, khususnya Islam. Seperti tidak
wajib salat, tidak wajib puasa, dan sebagainya. Tentunya hal ini surga/kenikmatan/kemudahan semu bagi
penganut islam yang tidak taat karena memang dalam menjalankan ibadah shalat
dan puasa perlu komitmen kuat serta langkah-langkah sistematis dalam pelaksanaannya
yang kadang-kadang dianggap berat oleh sebagian orang. Promosi ini ikut andil menarik
masyarakat untuk join pada gerakan yang dikabarkan keluar dari paham Islam dan
menjunjung tinggi millah Abraham.
PREVENSI
Gafatar atau Gerakan Fajar Nusantara telah menjadi hot topic nasional dan dianggap meresahkan oleh petinggi negara
sehingga keberadaannya telah resmi dibubarkan 2015 lalu
(berita.suaramerdeka.com-27 Januari 2016). Transformasi dari gerakan ini atau
gerakan yang berlabel nama baru di masa datang yang menggunakan komunikasi
promosi hiper untuk bisa membantu mendapatkan apapun dengan semudah-mudahnya/seringan-ringannya/dalam
alur waktu sesingkat-singkatnya sehingga dianggap surga karena enak mencapainya
perlu diwaspadai dan dibuktikan terlebih dahulu sebelum kita bertindak/bergabung
lebih jauh.by Rudi Permadi
0 komentar:
Post a Comment